Pria itu bernama Soleh, mahasiswa semester lima di salah satu universitas di Tangerang, Soleh memang pria yang terkenal malas untuk menunggu, pernah satu ketika saat Soleh menunggu sebuah angkutan kota di ujung gang depan minimarket yang tak kunjung datang, Soleh nekat berjalan kaki menuju kampusnya, beruntung saat itu Amira muncul dan memanggil Soleh untuk menemaninya menunggu angkutan kota, sama seperti saat ini. Amira adalah teman sepermainan Soleh semenjak kecil, rumah mereka berdekatan meski berbeda gang, pertemuan pertama mereka memang tidak menyenangkan, kala itu Soleh sedang mengejar layangan di senja menuju petang, hingga akhirnya layangan tersebut hinggap di pohon belimbing depan rumah Amira, Soleh dengan naluri lelakinya memanjati pohon belimbing tersebut demi seonggok layangan plastik dengan logo sabun colek di permukaannya, saat itu pula muncul Amira dari dalam rumah membawa galah bambu yang biasa ia gunakan kala terlihat belimbing yang sudah matang.
"Heh, ngapain?! Kalo ada sesuatu di rumah gua, itu udah jadi hak milik gua!" Kata Amira sambil tangannya menyodok galah bambu menjauhkan tangan Soleh dari layangan tersebut. "Tai" Soleh yang kesal hanya bisa menyumpahi Amira yang masih menyodoknya dengan galah bambu, Soleh kemudian turun dari pohon belimbing tersebut sambil menendang belimbing busuk yang tergeletak depan gerbang rumah Amira. Kini keduanya menempuh jenjang pendidikan tinggi bersama, di universitas yang sama, namun berbeda jurusan. Kedekatan mereka kadang membuat beberapa orang bertanya-tanya tentang status mereka, pasalnya Amira adalah salah satu gadis manis pujaan kampus, dengan rambut panjang yang sering kali di kuncir ekor kuda, hidung mancung dan matanya yang berbinar, kulitnya seputih permukaan roti, kakinya panjang bak peragawati, pria-pria kampus akan segera menatap Amira kala gadis itu lewat, bagai lampu sorot konser dangdut menyinari biduan yang tengah melantukan tembang cengeng dengan goyangan yang heboh, namun mata yang memandang Amira tadi akan berhenti menatap saat Amira mulai berjalan dengan pria kurus dengan jaket serta celana jeans belel yang tak lain adalah Soleh, "Kadang kala kalo hidup pas-pasan, tuhan akan memberikan hadiah dengan cara apapun, tuhan di sampingmu saudara Soleh" ucap pria yang sudah merasa menyerah untuk mengharapkan Amira kala melihat Soleh. "Lama" kata Soleh yang langsung melangkah diikuti Amira dengan napas yang setengah-setengah, akibat menuruni kelas dari lantai lima dengan berlari. "Sorry deh ya, biasa dosen lama tuh" ucap Amira yang kini telah melangkah bersebelahan di samping Soleh, hingga tiba-tiba seorang pria muncul dihadapan mereka. "Mira...mau nggak jadi pacar gua?" Ucap pria tersebut.
Kamis, 17 November 2016
Pria dan Tarian Air Mata : Ketiga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar