Sabtu, 19 November 2016

Pria dan Tarian Air Mata : Keempat

Pria itu masih berdiri canggung di depan Amira dan Soleh, kakinya terlihat sedikit bergetar, keringatnya deras bercucuran, sementara Amira dan Soleh yang dikejutkan dengan kehadiran Pria aneh tersebut terlihat acuh tak acuh, Amira menatapnya dingin sementara Soleh lebih suka membuang mukanya sejauh yang ia bisa. Mereka terlalu terbiasa menghadapi hal seperti ini, bukan karena Amira adalah gadis paling manis di kampus, meski itu mungkin salah satu sebab, tapi Pria di depan mereka adalah Pria ke tiga puluh dua yang melakukan hal seperti ini, setelah tiga puluh laki-laki lain sudah melakukan hal serupa, dan Pria ke tiga puluh satu sudah ditolak oleh Amira sejak dari niat. Pria itu semakin gelisah, kini bajunya sudah basah oleh keringat yang mengucur deras dari dahinya bak hujan di penghujung tahun, Amira masih memandangnya dingin, sementara Soleh mulai menguap, kantuk menyerangnya begitu hebat, ia ingin segera pulang ke rumah lalu mencumbu tempat tidur sedemikian rupa, namun hal tersebut urung ia lakukan karena masih ada bedebah brengsek di depannya yang mengatakan omong kosong beralaskan cinta, kini bukan hanya Pria itu yang gelisah namun juga Soleh, wajahnya mulai memerah, gemas oleh kelakuan lelaki di depannya, ia sudah berjanji pada Amira kalau ia tidak akan pernah mencampuri lagi urusan cinta Amira seperti yang ia lakukan dahulu. Kala itu mereka berjalan pulang setelah selesai menghadapi jam tambahan saat SMA, sepanjang perjalanan mereka lebih sering diisi oleh kesunyian daripada canda tawa, yang mereka pikirkan saat itu hanya ingin cepat sampai rumah lalu merebahkan diri mereka diatas tempat tidur masing-masing, namun semua hal itu harus mereka tunda, tatkala mereka bertemu sosok pemuda yang menghadang jalan mereka pulang, pemuda tersebut melakukan hal serupa Pria saat ini, yang berbeda hanyalah kala itu mereka masih SMA dan Soleh ikut mencampuri urusan cinta Amira untuk pertama dan terakhir kalinya. Belum sempat pemuda itu menuturkan maksud dan tujuannya, bogem mentah Soleh sudah lebih dulu mendarat di pelipis mata sebelah kiri pemuda tersebut, membuat pemuda tersebut terhuyung lalu terduduk kesakitan memegang pelipis mata sebelah kiri, Amira yang melihat kejadian tersebut kembali melanjutkan perjalanan pulangnya yang langsung disusul oleh Soleh. "Amira! Gue suka sama lu!" Teriak pemuda tadi masih dalam posisi duduk memegangi pelipis kirinya. "Cuih!" Amira membalasnya dengan membuang ludah ke selokan jalan. "Leh, tadi adalah hal kali terakhir elu ikut-ikutan masalah percintaan gue" kata Amira, Soleh yang mendengar hal tersebut hanya mengangguk serupa sapi di cucuk hidungnya. Demi melihat air muka Soleh yang berubah saat ini, Amira mulai membuka mulutnya untuk Pria di depan mereka. "Gimana, kalo elu sukanya sama Soleh aja, jangan sama gua" kata Amira dingin, ia lalu melanjutkan langkahnya kembali keluar gerbang kampus yang diikuti Soleh di sebelahnya, meninggalkan pria tersebut dengan wajah pucat pasi, serta nafas setengah-setengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar